Jumat, 22 Mei 2009

PENGERTIAN LIMBAH

BAB IPENDAHULUANA. Pengertian Limbah Cair:Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
B. Teknik Pengolahan Limbah CairBerbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:1. pengolahan secara fisika2. pengolahan secara kimia3. pengolahan secara biologiUntuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.1. Pengolahan Limbah Secara FisikaPada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap2. Pengolahan Limbah Secara KimiaPengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. 3. Pengolahan Limbah Secara BiologiSemua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara nbiologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:1. trickling filter2. cakram biologi3. filter terendam4. reaktor fludisasiSeluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis. C. GAMBAR SKEMA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAHU PAGUYUBAN SARI PUTIH (PROSES)A = Aliran air limbah dari 14 pabrik tahu Paguyuban Sari PutihB, C, D, E = Kolam by pass sebelum masuk ke kolam pengolahanF = Kolam pengolahan yang dilengkapi pipa-pipa utk pengaliran limbah G = Kolam penggabungan air bersih dan air limbah yang terolahH = Air limbah terolah untuk mengaliri sawah penduduk sekitarI = Sumber air tanahJ = Pipa saluran biogasBAB IVKESIMPULAN DAN SARAN1. KesimpulanDari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa :1. Terciptanya pemahaman pengusaha bahwa di samping hasil utama yang diharapkan, terdapat limbah yang menimbulkan dampak negative di mana hal tersebut tidak bisa dianggap sepele. 2. Melihat keseriusan para pengusaha dalam pengelolaan limbah produknya, tercermin dari upaya pengadaan IPAL dengan melibatkan pihak-pihak kompeten, penggalangan dana yang relative besar serta pengelolaan operasional yang teratur, dapat disimpulkan bahwa dalam batas-batas tertentu perusahaan tahu yang tergabung dalam Paguyuban Sari Putih Karanganom, mulai mengarah kepada system usaha modern. 2 . SaranDengan asumsi bahwa segala yang terlalu banyak dan berlebihan akan membuka peluang besar timbulnya permasalahan, maka diperlukan suatu langkah sedini mungkin terhadap limbah tahu sebagai antisipasi timbulnya masalah yang lebih besar. Terciptanya sistem pengolahan limbah di Karanganom adalah suatu langkah positif dan maju.Dengan memandang bahwa limbah adalah suatu hasil yang bukan merupakan tujuan utama dari sebuah proses, maka akan terkandung pengertian bahwa bukan tidak terdapat sisi manfaat pada barang tersebut. Bisa jadi justru merupakan bahan yang diperlukan untuk proses yang lain. Dibutuhkan adanya penelitian dan pengkajian lebih lanjut demi optimalitas pemanfaatannya, sehingga tidak hanya terbatas pada sebagai pengairan sawah dan pembuatan makanan ternak.Dengan mendasarkan pada kajian teori system, bahwa segala sesuatu terbentuk dari bagian-bagian yang saling berkaitan, dan akan membentuk suatu keterkaitan lagi yang lebih luas. Mengambil kasus pada proses pembuatan tahu, bahwa dari mulai pengadaan bahan, proses pembuatan, permasalahan yang muncul, hingga langkah solusi yang dilaksanakan serta segala sesuatu yang harus dipikirkan ke depan, maka kerja sama dari berbagai pihak , dan beragam disiplin ilmu pada saat ini adalah mutlak diperlukan.